Kuliah Umum :
“PERPUSTAKAAN UNTUK RAKYAT “
Pemateri : Afia Rosdiana,
Blasius Sudarsono, dan Ratih Rahmawati
Prodi Ilmu
perpustakaan UIN Sunan Kalijaga mengadakan kuliah umum pada tanggal 11 Maret
2013 pukul 08.30 WIB di Tetrikal perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Kuliah umum
kali ini bertema “Perpustakaan Untuk Rakyat”. Perpustakaan untuk rakyat adalah
judul buku yang ditulis oleh pak Blasius sudarsono dan mbak Ratih Rahmawati.
Kuliah umum ini juga sekaligus bedah buku tersebut. Pak Blasius adalah seorang pustakawan utama
di LIPI dan Mbak Ratih seorang mahasiswi jurusan Ilmu Perpustakaan di
Universitas Indonesia. Kuliah umum ini juga mengundang ibu Afia Rosdiana,
kepala perpustakaan kota Yogyakarta sebagai pemateri dengan moderator bapak
Anis Masruri.
Pemateri 1 ibu
Afia Rosdiana mengatakan bahwa beliau sependapat dengan pengantar pada buku
tersebut bahwa kita tidak bisa membaca langsung dari belakang. Beliau senang
sekali dengan buku tersebut apalagi buku tersebut dibuat seperti novel, ada
dialog antara anak dengan bapak. Buku ini dibagi menjadi tiga bagian, dan satu
sama lain saling berkaitan.
Bagian pertama
berbicara mengenai pengembangan masyarakat. Perpustakaan dan TBM (Taman Baca
Masyarakat) sempat menjadi perdebatan
. Di Yogjakarta , pernah terjadi sekitar 197 TBM ditawari akan menggunakan nama Perpustakaan atau TBM? akhirnya mereka memilih menggunakan nama TBM karena bantuan dari Depdiknas lebih banyak. Perpustakaan dan TBM sebenarnya mempunyai ruh yang sama , yaitu pengembangan minat baca masyarakat. Namun sekarang dari sekitar 240 TBM di Yogyakarta , hampir seperempatnya sudah “koma”. Banyak hal yang dapat dipelajari dari buku pak blasius dan mbak ratih itu, erutama bagaimana memahami kebutuhan masyarakat.
. Di Yogjakarta , pernah terjadi sekitar 197 TBM ditawari akan menggunakan nama Perpustakaan atau TBM? akhirnya mereka memilih menggunakan nama TBM karena bantuan dari Depdiknas lebih banyak. Perpustakaan dan TBM sebenarnya mempunyai ruh yang sama , yaitu pengembangan minat baca masyarakat. Namun sekarang dari sekitar 240 TBM di Yogyakarta , hampir seperempatnya sudah “koma”. Banyak hal yang dapat dipelajari dari buku pak blasius dan mbak ratih itu, erutama bagaimana memahami kebutuhan masyarakat.
Pemateri kedua
yaitu mbak Ratih Rahmawati. Pada kesempatan ini mbak Ratih Rahmawati mengatakan
bahwa arikel yang ditulis oleh beliau yang mengenai perpustakaan yang ada di
Jogja dan Sleman, itu merupakan urusan kebijakan.
Pemateri terkahir
bapak Blasius Sudarsono mengatakan bahwa pustakawan jarang menulis, karena
memang menulis itu tidak mudah. Mahasiswanya di Universitas Indonesia juga
jarang yang menerima ajakannya untuk menulis, sampai pak Blasius bertemu dengan
Mbak Ratih.
Pada awalnya
pustakawan jarang menulis, hal tersebut dialami beliau saat mengajar di
Universitas Indonesia tahun 1981. Sejak itu masa penantian beliau dimulai.
Setiap tahun tidak pernah ada yang merespon ajakan beliau untuk menulis. Tahun
2012 dengan mantap Ratih mau untuk berkolaborasi dengan beliau. Pak Blasius
mengatakan, bagaimana menyesuaikan pola pikir dua orang memenag tidak mudah.
Bukan masalah instansinya tetapi lebih kepada persepsi dua generasi yang
mempunyai selisih umur.
Finally library is
librarian, yang di belakang perpustakaan adalah pustakawan. Pustakawan
mempunyai jiwa dan ruh kepustakawanan. Seperti yang tertulis dalam pembukaan
UUD 1945 ada 2 tujuan penting yaitu “kesejahteraan umum” dan “mencerdaskan kehidupan
bangsa”. Kesejahteraan umum akan tercapai apabila kesejahteraan pribadi sudah
lebih dulu tercapai. Begitu juga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, mencerdasakan hidup pribadidahulu maka kecerdasan hidup bangsa akan tercapai. Perpustakaan
dan TBM adalam alat dan jalan menuju kecerdasan hidup bangsa. Ada 4 pilar kepustakawanan , yaitu :
1. Pada dasarnya kepustakawanan adalah
panggilan hidup.
2. Kepustakawanan adalah spirit of life.
3. Kepustakawanan adalah karya pelayanan
4. Kepustakawanan dilakukan dengan
profesional
Kepustakawanan lebih dekat dengan
kemampuan, memahami yang mau dari pada yang mampu. kemampuan pustakawan
yaitu :
1. Kepustakawanan harus diajak berfikir
kritis
2. Membaca
3. Menulis
4. Enterpreneur
5. Etika.
Pustakawan harus mempunyai
kemampuan dan kemauan. Interaksi antara kemauan dan kemampuan akan menghasilkan
BRR, yaitu Bright, Right, dan Rich yang artinya cerdas, benar dan
kaya. berfikir itu harus cerdas dan benar sehingga menghasilkan sesuatu yang
besar dan bermanfaat.
Demikianlah
seagian dari banyak pelajaran yang dapat diambil dari Kuliah umum “perpustakaan
untuk Rakyat”. Seperti cahaya yang selalu menyinari J semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membaca J. Terimakasiih ^_^
Salam Pustakawan . . .
Salam Pustakawan . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar